Image of HIS DARK MATERIALS: THE GOLDEN COMPASS (KOMPAS EMAS) BUKU 1

Text

HIS DARK MATERIALS: THE GOLDEN COMPASS (KOMPAS EMAS) BUKU 1



Well; The Golden Compass. Aku senang harus membuat review ini. Aku jadi bisa membaca ulang buku yang merupakan salah satu novel favoritku. Kenapa? Karena menurutku novel ini keren! Asyik banget aku dulu ngikutin buku ini; yah; walaupun kuakui novel ini sedikit berat buat bacaan fantasi anak. Ada unsur science-fiction; fantasy; dan terutama adventure didalamnya. Dan karena aku lebih suka sampul buku versi lama; dulu sampai kubela-belain cari novel ini dengan sampul yang bukan versi filmnya. Menurutku sampul versi lama lebih cantik dan orisinil daripada versi baru. Hha..rnrnUntuk informasi awal; buku ini terdiri dari tiga bagian berbeda dimana masing-masing bagian mewakili setting tempat yang berbeda: Oxford; Bolvangar; dan Svalbard. Di awal halaman buku; kita mendapat sebuah informasi yang cukup penting; “THE GOLDEN COMPASS (KOMPAS EMAS) adalah bagian pertama kisah yang dimuat dalam tiga buku. Bagian pertama ini berlokasi di dunia seperti dunia kita; namun berbeda dalam banyak hal. Bagian kedua; THE SUBTLE KNIFE; berpindah-pindah di antara tiga dunia: dunia THE GOLDEN COMPASS (KOMPAS EMAS); dunia yang kita kenal; dan dunia ketiga; yang berbeda dari dunia kita dalam banyak hal lagi. Bagian terakhir trilogi ini; THE AMBER SPYGLASS; berpindah-pindah di antara beberapa dunia.” Gimana? Kalian yang belum membaca novel ini cukup berminat untuk membacanya?? Aku sarankan; ya. Coba kalian baca.. Tulisannya nggak padat kok; 32 baris tiap halaman; dan ini termasuk wajar. Belum lagi dengan spasi yang lebar dan kertas yang lebih mendukung lagi (tapi aku nggak tahu dengan kertas yang digunakan sama versi cover film lho yaa..); jadi nggak bosan dan mudah capek saat membaca.rnrnAwal cerita dimulai oleh Lyra dan dæmonnya; Pantalaimon; yang sedang mengendap-endap memasuki Ruang Rehat yang selama ini dilarang dimasuki oleh siapapun kecuali para Cendekiawan; para tamu; dan Kepala Pelayan saja. Diceritakan bahwa hampir seumur hidupnya Lyra tinggal di Akademi Jordan ini. Kita juga mulai mendapatkan informasi; apa itu dæmon dan bagaimana karakteristiknya. Dæmon adalah makhluk yang pasti dimiliki oleh setiap manusia dan mereka masih bisa berubah-ubah bentuk selama pemiliknya masih kanak-kanak. Namun saat si anak menginjak semakin dewasa; maka dæmon mereka pun akan kehilangan kemampuan berubah wujud dan akan tetap pada satu bentuk hewan favorit mereka selama ini; dan kadang bentuk dæmon ini dapat menunjukkan kepribadian dari pemiliknya.rnrnNah; saat Lyra dan Pan sedang melihat-lihat ruangan; terdengar suara langkah kaki di luar. Mereka pun segera bersembunyi di bawah meja. Ternyata Master dan seorang pelayan yang masuk. Mereka membicarakan tentang kedatangan seorang tamu; Lord Asriel. Pelayan itu kemudian meninggalkan sang Master seorang diri. Lyra semakin penasaran. Lord Asriel adalah pamannya yang luar biasa ia kagumi dan takuti. Ia jarang bertemu dengan Lord Asriel; namun sepanjang yang ia dengar dari orang-orang; pamannya itu adalah seorang yang terlibat dengan politik tingkat tinggi; penjelajahan rahasia; dan peperangan di tempat jauh. Selain itu pamannya ini adalah orang yang keras; jadi kalau Lyra berbuat salah; ia pasti akan dihukum berat; dan bersembunyi di dalam ruangan ini memiliki resiko serupa. Namun apa yang ia saksikan kemudian membuatnya bingung. Ia melihat Master menuang bubuk putih kedalam botol anggur dan mengaduknya lalu menutup kembali botol sebelum kemudian beliau pergi meninggalkan ruangan. Saat Lyra dan Pan akan pergi; ternyata mereka sudah terjebak. Mereka terpaksa kembali bersembunyi di dalam sebuah lemari dan menunggu pertemuan para Cendekiawan itu selesai. Dan yang pasti; ia tidak mungkin membiarkan Master meracuni pamannya; Lord Asriel. Saat Lyra sedang duduk dibalik pintu lemarinya; Lord Asriel masuk ke ruangan dan Kepala Pelayan pergi untuk memanggil Master. Lyra terus mengamati paman dan dæmon pamannya yang berbentuk macan tutul salju. Oia; disini ceritanya dæmon bisa bicara; jadi sekarang Lord Asriel sedang mengobrol dengan Stelmaria; sang dæmon. Saat Pamannya menuang anggur itu; barulah Lyra berteriak memperingatkannya; bahkan menyambar gelas hingga jatuh dan pecah. Otomatis Lord Asriel langsung memelintir tangan Lyra dan memarahinya. Namun kemudian Lyra menjelaskan dan Lord Asriel terlihat lebih marah lagi. Akhirnya Pamannya memerintahkan Lyra untuk kembali ke lemari; bersembunyi; dan mengamati tindak tanduk Master untuk kemudian dilaporkan pada Lord Asriel kemudian.rnrnTidak lama kemudian para Cendekiawan masuk dan Lord Asriel memulai presentasinya tentang hasil perjalanannya jauh ke Utara. Bahkan Lyra menyadari kalau Lord Asriel menempatkan Master agar duduk dekat lemari Lyra; dan benar saja; Lyra mendengar bisikan Master dan seorang Pustakawan mengenai anggur itu. Tapi diluar itu semua; Lyra lebih senang lagi karena ia bisa menyaksikan apa yang dipresentasikan pamannya. Ia memang tidak mengerti; namun pamannya menunjukkan beberapa gambar fotogram dengan dua bahan yang berbeda; satu dengan emulsi perak nitrat standar sedangkan yang satunya adalah emulsi baru yang memang disiapkan oleh Lord Asriel untuk membuktikan satu teori. Bersama gambar-gambar itu; ia membahas sesuatu yang bernama ‘Debu’ dan tampaknya; melihat dari reaksi para peserta; mereka mengerti apa yang dimaksud Debu oleh Lord Asriel; kecuali Lyra. Selain itu Lord Asriel juga menunjukkan sebuah fotogram Aurora yang disebut sebagai Cahaya Utara. Dari fotogram pertama; terlihat Aurora biasa; namun saat Lord Asriel mengganti slide dari bahan emulsi baru; terlihat jelas bahwa di dalam Aurora itu terdapat sebuah kota lengkap dengan bangunan-bangunan yang dimata Lyra seperti tergantung di udara! Tentu saja para Cendikiawan semakin tertarik; kecuali Master dan Pustakawan. Selain presentasi itu; Lord Asriel juga melaporkan tentang hasil pencariannya terhadap Dr. Grumman yang melakukan ekspedisi dan menghilang delapan belas bulan yang lalu. Lord Asriel melaporkan bahwa Dr. Grumman sudah meninggal dan membawa bukti berupa kepala Dr. Stanislaus Grumman yang ia temukan di luar Svalbard. Ternyata kepala itu ditemukan dalam kondisi sudah dikuliti dan terdapat lubang di puncak kepala; biasanya merupakan ulah bangsa Tartar. Tentu saja Lord Asriel tidak mengizinkan Lyra untuk melihatnya saat pertemuan itu selesai. Ia bahkan memerintahkan Lyra untuk segera kembali ke kamar dan tidur setelah Lyra melaporkan apa yang didengarnya.rnrnDi bab ketiga kita akan membaca cerita tentang kehidupan sehari-hari Lyra di Akademi Jordan. Bagaimana ia sangat bandel seperti berandal kecil dan senang berpetualang. Ia hobi naik ke genteng Akademi dan menjelajahi genteng-genteng bersama Roger; sahabatnya yang seorang pelayan dapur. Di bab ini juga disinggung cerita tentang seorang wanita cantik berdæmon seekor monyet berbulu emas yang sedang menculik anak-anak gelandangan dan kemudian mengirim mereka ke Utara. Masalahnya; anak-anak ini tidak sadar kalau sedang diculik. Mereka terlampau terpesona pada wanita itu hingga mau menuruti apapun yang diminta si nyonya cantik. Tidak terkecuali Billy; anak seorang Gipsi bernama Ma Costa; yang masih tergolong bangsawan di kalangan Gipsi. Padahal orang Gipsi terkenal sangat melindungi anak-anak mereka karena anak-anak dianggap berharga dan selalu dilimpahi kasih sayang. Kini; teror para penculik yang mereka panggil Pelahap itu semakin mencekam. Semakin banyak anak-anak yang menghilang. Saat Lyra sedang mencari bersama kawan-kawannya; ia baru ingat Roger dan ia belum melihatnya sejak pagi tadi. Karena cemas; Lyra langsung berlari kembali ke Akademi Jordan; mencari Roger. Namun di dapur tempat ia biasa bekerja juga tidak ada. Lyra pun ketakutan dan berniat akan mencari Roger. Namun sayangnya rencana itu harus ditunda sebentar.rnrnLyra terpaksa menghadiri perjamuan Master untuk tamu-tamunnya dari akademi lain dan salah satunya; tanpa sepengetahuan Lyra; adalah si ‘Pelahap’; Mrs. Coulter. Wanita muda nan cantik berambut hitam mengilat yang membingkai pipi-pipinya; dan dæmonnya yang berbentuk monyet emas. Seperti anak pada umumnya; Lyra juga merasakan keterpesonaan pada kesan glamor wanita muda itu. Disini Mrs. Coulter mengenalkan dirinya sebagai anggota Akademi Dame Hannah; salah satu Cendikiawan wanita yang ada disitu juga. Namun Lyra mengabaikan yang lainnya karena ia terlalu asyik mengobrol dengan Mrs. Coulter. Saat para tamu pergi; barulah Master mengajaknya ngobrol. Ia mengatakan bahwa sudah saatnya Lyra perlu mendapatkan pendamping wanita dan sekolah. Namun Lyra menolak dengan keras karena menurutnya Akademi Jordan lah rumahnya. Namun saat Master menawari Lyra untuk berada dalam pengasuhan Mrs. Coulter; segera Lyra bersuka cita dan bersemangat. Ia sangat mengagumi wanita itu dan ingin menjelajahi Utara seperti yang dilakukan Mrs. Coulter. Oia; sekedar informasi dari Master; tidak ada Mr. Coulter karena suaminya itu meninggal dalam kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Jadi intinya; Mrs. Coulter janda. Dan setelah disepakati; segera Lyra akan pergi bersama Mrs. Coulter; yaitu dini hari besok.rnrnKetika langit masih gelap; seseorang mengguncang dan membangunkannya dari tidur. Ternyata Mrs. Lonsdale yang menyampaikan pesan Master dengan berbisik bahwa Lyra harus menemui Master sekarang sebelum Lyra harus pergi sarapan dengan Mrs. Coulter. Lyra pun segera berlari menemui Master. Ya ampun. Sebenarnya aku merasa Master ini orang yang baik dan sangat menyayangi Lyra; terlepas dari rencana jahatnya membunuh Lord Asriel. Master kemudian memberi Lyra sesuatu dan memaksa gadis itu untuk berjanji merahasiakannya; bahkan pada Mrs. Coulter ataupun pada siapapun. Kemudian; untuk pertama kalinya Lyra melihat alethiometer; sebuah benda berupa piringan kuningan dan kristal tebal seperti kompas; dan kegunaan benda itu sendiri untuk mengetahui kebenaran. Namun Master tidak bisa sempat mengajarinya dan segera menyuruh Lyra kembali ke kamarnya.rnrnSegera Lyra berangkat ke London; tinggal di apartemen Mrs. Coulter yang menakjubkan; pergi menghadiri perjamuan; dan berbelanja. Sebuah kehidupan yang sebelumnya belum pernah Lyra kenal. Malam harinya; setelah Mrs. Coulter mengucapkan selamat malam dan Lyra hampir tertidur; Pan mengingatkan Lyra tentang Alethiometer. Langsung saja Lyra bangkit; mengambil benda itu dan mengamatinya bersama Pan. Benda itu memang mirip kompas; namun bukan angka yang berada di atas permukaan kaca; namun tiga puluh enam gambar kecil yang masing-masing dilukiskan dengan ketepatan yang luar biasa. Di samping kompas ada tiga pemutar kecil bergerigi; dan masing-masing memutar salah satu dari tiga jarum pendek yang bisa diatur menunjuk gambar mana saja. Lalu ada jarum keempat yang lebih panjang dan ramping. Namun berbeda dari ketiga jarum yang lain; jarum yang ini tidak bisa dikendalikan oleh Lyra dan terus berbutar seperti layaknya jarum kompas dan tidak pernah berhenti di satu gambar manapun. Walaupun Lyra tidak mengerti tentang benda ini; namun ia sangat menikmati benda ini; sampai tiba-tiba ia mendengar suara Mrs. Coulter di depan pintu kamarnya dan Lyra segera menyembunyikan alethio di bawah bantal.rnrnHari berikutnya; dalam perbincangan tanpa sengaja Lyra mengungkapkan pengetahuannya tentang Debu dan ini membuat suasana ruangan tegang bukan main. Ia pun berkata acuh tanpa mengungkapkan bahwa Lord Asriel lah sumber pengetahuannya. Akhirnya musim berganti dan enam bulan pun berlalu. Mrs. Coulter memutuskan untuk mengadakan pesta koktail entah untuk merayakan apa. Namun Pan mulai semakin gelisah dan yakin bahwa Mrs. Coulter tidak akan pernah mengajak mereka ke Utara. Wanita itu akan terus menahan mereka di rumah ini. Namun Lyra tetap percaya bahwa suatu saat ia pasti akan pergi ke Utara bersama Mrs. Coulter. Namun sebelum pesta koktail dimulai; Lyra harus mengakui pendapat Pan benar bahwa ia seperti hewan peliharaan bagi Mrs. Coulter. Saat itu timbul perdebatan bahwa Mrs. Coulter ingin Lyra melepas tas sandangnya sementara Lyra ingin tetap memakainya karena ia sudah terbiasa memakainya. Masalahnya di dalam tas itu terdapat Alethiometer. Namun tiba-tiba monyet emas Mrs. Coulter secepat kilat menyerang Pan dan mencengkeramnya dengan kuat. Lyra merasakan perasaan takut dan nyeri dan ia menangis memohon agar Mrs. Coulter melepaskannya. Setelah janji bahwa ia akan patuh; monyet itu melepaskan Pan. Sejak saat itu Lyra jadi merasa ngeri dan marah pada Mrs. Coulter. Di pesta; Lyra diam-diam mendengarkan banyak percakapan yang menarik; terutama yang menyinggung Debu; Lord Asriel; dan Pelahap. Informasi yang ia dapatkan menyebutkan bahwa Lord Asriel di tawan di Svalbard oleh panserborne; beruang berbaju besi. Dan satu lagi fakta yang meresap di pikirannya; Mrs. Coulter tampaknya terlibat dalam kegiatan Pelahap. Tanpa pikir panjang lagi; ia dan Pantalaimon pun segera kabur. Namun dijalan ia malah di tangkap oleh para pedagang Turki dan untungnya ada seseorang yang menyelamatkannya dan ternyata orang itu adalah Tony Costa; kakak dari Billy Costa yang hilang; dan anak dari Ma Costa; Gipsi Oxford yang ia kenal. Lyra senang setengah mati bertemu dengan mereka. Maka Ma Costa pun membawa Lyra untuk menemui John Faa; raja kaum Gipsi; dan Farder Coram. Kepada mereka akhirnya ia bercerita tentang segala sesuatunya. Dan bahkan dari mereka akhirnya ia tahu bahwa orang tuanya masih hidup dan ternyata Lord Asriel dan Mrs. Coulter lah orangtua kandungnya. Alamak..rnrnAkhirnya; kaum Gipsi mengumpulkan orang-orangnya dan mereka akan pergi ke Utara untuk menyelamatkan anak-anak. Tentu saja Lyra bertekad untuk ikut; namun John Faa melarang wanita untuk ikut; apalagi Lyra yang masih kecil. Bukan sifat Lyra untuk menurut. Suatu ketika saat ia sedang belajar membaca Alethiometer; Lyra ternyata berhasil. Ia mendapatkan jawaban atas pertanyaanya yang kemudian terbukti seperti sebuah ramalan dan ini disaksikan oleh Farder Coram. Itulah kenapa John Faa akhirnya memutuskan untuk membawa Lyra yang sudah pasti senang bukan main. Ia ingin menyelamatkan Roger dan ayahnya yang ditawan oleh panserborne; walaupun tidak tahu bagaimana caranya.rnrnMereka memulai perjalanan. John Faa dan para pemimpin lain memutuskan berlayar ke Trollesund; pelabuhan utama Lapland. Mereka memutuskan untuk meminta bantuan para penyihir untuk menyelamatkan anak-anak. Di awal perjalanan; Lyra memang sering mabuk laut. Namun setelah ia menyibukkan diri; menjelajah kapal; dan berkenalan dengan awak kapal; ia mulai melupakan mabuk lautnya. Di Trollensund; mereka menemui Konsul Penyihir dan seekor beruang tanpa baju besi bernama Iorek Byrnison; yang bekerja di kota itu dan mendapat upah berupa bir; makanan; dan tempat tinggal. Farder Coram dan Lyra datang menemui Iorek untuk menawari pekerjaan. Beruang terkenal menepati janji apabila sudah berjanji dan ia adalah prajurit yang tangguh. Itulah kenapa Farder Coram ingin merekrutnya. Ternyata Iorek tertahan di kota ini karena dulu warga kota membuatnya mabuk dan mencuri baju perang Iorek. Bagi panserborne; beruang tanpa baju perang sama dengan manusia tanpa dæmon; dan manusia tanpa dæmon sama halnya seperti manusia tanpa kepala. Jadi di seri ini; digambarkan kalau ada seseorang yang tidak terlihat dæmonnya di sekitarnya; mereka yang menyaksikan akan menghadapi kengerian. Dæmon seperti jiwa bagi manusia.rnrnSetelah menawari Iorek pekerjaan dan Iorek menolaknya; Farder Coram dan Lyra pergi. Namun Lyra gigih. Ia mencari tahu dimana warga menyembunyikan baju perang Iorek dengan Alethiometer dan kemudian Lyra memberitahu Iorek. Iorek pun berhutang budi pada Lyra dan berjanji akan mengabdi pada gadis itu. Selain Iorek; mereka juga bertemu Lee Scoresby; seorang aëronaut dan bisa menerbangkan balon udara. Akhirnya perjalanan mereka berlanjut dengan tambahan dua personil ini. Setelah beberapa jam melaju; Lyra menggunakan Alethiometer nya dan menemukan suatu petunjuk yang harus ia lakukan. Alethiometer memintanya untuk pergi ke sebuah desa di dekat danau dimana ada seseorang atau hantu salah satu anak yang hilang. Dengan izin dari Lord Faa; Iorek pun membawa pergi Lyra. Ternyata yang ditemukan Lyra adalah seorang anak kecil yang telah terpenggal. Inilah maksud dari pemenggalan itu. Para Pelahap memenggal anak-anak dan dæmonnya. Di sebuah gudang ikan; Lyra menemukan Tony Makarios; bocah yang terpenggal dari dæmonnya. Kondisinya sangat mengenaskan. Iorek dan Lyra pun membawa Tony kembali ke para Gipsi.rnrnPerjalanan kembali berlanjut dan kini mereka semakin dekat dengan Bolvangar. Selama perjalanan ini; Lyra banyak mendapatkan cerita dan pelajaran dari sana sini; termasuk Iorek dan Scoresby. Tapi sayangnya; mereka mendapat serangan mendadak dari orang Samoyed dan Lyra diculik untuk kemudian dijual kepada sebuah laboratorium percobaan. Inilah lab yang selama ini mereka cari; lab Bolvangar; dimana anak-anak yang diculik ditawan. Beberapa hari Lyra berada di dalam fasilitas itu untuk diteliti dan diukur; dan selama itu juga ia; Roger dan Billy membuat rencana untuk kabur. Saat situasi sudah tepat; Lyra membunyikan tanda yang sudah disepakati dan anak-anak lain berhamburan keluar gedung. Sudah pasti; terjadi hiruk pikuk dan peperangan pun tak terhindarkan. Para Gipsi dan penyihir telah tiba dan mereka melawan bangsa Tartar yang menjaga fasilitas itu. Wew.. Cukup ramai..rnrnTentu saja peperangan dimenangkan pihak Gipsi dan kini Lyra harus melanjutkan perjalanan lagi. Menuju Svalbard. Bersama Roger; Iorek Byrnison; Lee Scoresby; dan Serafina Pekkala menggunakan balon udara Scoresby. Mereka akan menemui Lord Asriel. Tapi sayangnya; lagi-lagi mereka mendapat halangan hingga membuat Lyra jatuh dari balon udara dan menjadi tawanan Iofur Raknison; raja kaum beruang yang haus kekuasaan dan sangat ingin memiliki dæmon. Di dalam penjara; Lyra berjumpa dengan seorang Profesor bernama Jotham Santelia dan dari ia lagi-lagi Lyra mendapat tambahan pengetahuan. Karena bingung saat menghadapi Iofur; Lyra terpaksa mengadu domba Iofur dan Iorek. Lyra ingat bahwa Iofur sangat menginginkan dæmon. Itulah kenapa Ia mengatakan pada Iofur bahwa dirinya adalah dæmon milik Iorek. Iofur yang sudah membenci Iorek hingga sumsum tulang; kini semakin membencinya dan menantang Iorek untuk bertarung. Tentu saja Iorek menang dan kembali menduduki jabatannya sebagai raja para beruang. Karena tahu Mrs. Coulter masih mengejarnya; Lyra dengan ditemani Roger dan Iorek harus melanjutkan perjalanan ke tempat Lord Asriel. Ternyata saat Lyra jatuh sebelumnya; Iorek dan Roger ikut jatuh kemudian; Serafina Pekkala harus bertarung melawan klan penyihir lainnya dan Lee Scoresby untungnya bisa mengendalikan balon dan kembali mengudara tapi sayangnya ia terbawa angin jauh meninggalkan mereka dibelakang. Jadi mereka berlima terpisah dan hanya Iorek; Lyra; dan Roger yang melanjutkan perjalanan. Namun sayangnya; pertemuan Lyra dengan ayahnya tidak seindah bayangannya. Ternyata selama ini ia tidak mengerti secara pasti apa maksud dari Alethiometer saat kompas itu mengatakan bahwa Lord Asriel membutuh sesuatu yang dibawaLyra. Selama ini Lyra menganggap bahwa Alethiometer lah yang dibutuhkan Lord Asriel; tapi ternyata ia salah. Sayang; Lyra harus menanggung akibat; kehilangan sahabatnya tercinta di tangan sang ayah.


Ketersediaan

518/12823.8387 PUL gcMy Library (RAK UMUM)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
HIS DARK MATERIALS
No. Panggil
823.8387 PUL gc
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
486 hlm.; 16 x 23 cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
9792224882
Klasifikasi
820
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this