Detail Cantuman
Advanced SearchText
TEOLOGI INKLUSIF CAK NUR
Nurcholis Madjid menyebut teologinya sebagai teologi inklusif. Teologi ini dipopularkan saat pidatonya di Taman Ismail Marzuki (TIM); 21 Oktober 1992; yang berjudul “Beberapa Renungan tentang Kehidupan Keagamaan di Indonesia“.rnrnDalam orasi tersebut pria yang akrab disapa Cak Nur ini menjelaskan panjang lebar tentang krisis kemanusian yang sedang melanda dunia; yang dalam pandangannya disebabkan oleh terjadinya radikalisasi dalam memahami agama; khususnya Islam. Untuk menghindarkan sikap radikal dan fundamentalisk di kalangan ummat Islam -yang selalu mengklaim agama merekalah yang paling benar sementara yang lain adalah kafir-; ia berpendapat; bahwa sudah saatnya mendefinisi kembali perkataan ‘Islam’.rnrnMenurut Cak Nur; Islam bukanlah proper name yang menunjukkan sebuah apa yang beliau sebut organized religion yang dikenal pada saat ini. Islam; katanya; hanyalah sikap ketundukan dan penyerahan kepada Tuhan. Sikap ini bukanlah dominasi ajaran Islam. Ia juga menjadi intisari (core) semua ajaran agama yang ada didunia ini baik Kristen; Yahudi; Buddha; Hindu; dst. Oleh sebab itu semua penganut-penganut agama ini dengan sendirinya dapat juga disebut sebagai muslim karena pada esensinya mereka juga melakukan penyerahan diri kepada Tuhan.rnrnLima tahun kemudian; pada 1997; wacana ‘Islam Inklusif’ dimunculkan lagi dengan terbitnya buku karya DR. Alwi Shihab berjudul Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama. Yang menarik dari wacana kali ini; banyak pihak; terutama ummat Islam; dibenturkan dengan wacana bahwa Islam eksklusif yang dimaknai sebagai Islam yang beku; Islam kolot; ortodoks; kaku; dan sebagainya. Pada 2001; terbit pula buku Teologi Inklusif Cak Nur karya Sukidi (penerbit Kompas). Dalam buku ini disebutkan:rnrn“Dalam konteks inilah; sikap pasrah menjadi kualifikasi signifikan pemikiran teologi Cak Nur. Bukan saja kualifikasi seorang yang beragama Islam; tetapi ‘muslim’ itu sendiri (secara generik) juga dapat menjadi kualifikasi bagi penganut agama lain; khususnya para penganut kitab suci; baik Yahudi maupun Kristen. Maka konsekuensi secara teologis bahwa siapa pun di antara kita baik sebagai orang Islam; Yahudi; Kristen; maupun shabi’in; yang benar-benar beriman kepada Tuhan dan Hari Kemudian; serta berbuat kebaikan; maka akan mendapatkan pahala di sisi Tuhan…(al-Baqarah:62; al-Maa’idah:69). Dengan kata lain; sesuai firman Tuhan ini; terdapat jaminan teologis bagi umat beragama; apa pun ‘agama’-nya; untuk menerima pahala (surga) dari Tuhan.â€
Ketersediaan
| 374/07 | 297.67 SUK t | My Library (RAK UMUM) | Tersedia |
Informasi Detil
| Judul Seri |
-
|
|---|---|
| No. Panggil |
297.67 SUK t
|
| Penerbit | KOMPAS : Jakarta., 2001 |
| Deskripsi Fisik |
264 hlm.; 15 x 21 cm.
|
| Bahasa | |
| ISBN/ISSN |
9799251621
|
| Klasifikasi |
290
|
| Tipe Isi |
-
|
| Tipe Media |
-
|
|---|---|
| Tipe Pembawa |
-
|
| Edisi |
-
|
| Subyek | |
| Info Detil Spesifik |
-
|
| Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain






