Image of MENYATAKAN PERBEDAAN PENDAPAT SECARA ELEGAN: SENI MENYAMPAIKAN PESAN MELALUI SENI PERTAHANAN DIRI VERBAL SECARA HALUS

Text

MENYATAKAN PERBEDAAN PENDAPAT SECARA ELEGAN: SENI MENYAMPAIKAN PESAN MELALUI SENI PERTAHANAN DIRI VERBAL SECARA HALUS



Buku ini adalah buku keduabelas dari serial “Seni Mempertahankan diri verbal secara halus”; suatu serial yang ditulis oleh Suzette dalam rangka keprihatinannya atas kondisi dunia saat ini. Suzette berpendapat bahwa banyak sekali kondisi dunia yang tidak ramah saat ini yang disebabkan oleh penggunaan bahasa-bahasa kasar yang tidak perlu. Dunia akan menjadi aman dan lebih nyaman untuk ditinggali ketika kita; manusia dapat mengendalikan dirinya untuk tidak mengeluarkan pemborosan energi dalam komunikasi dengan menggunakan bahasa kasar. Dalam pendahuluan buku ini dikutipkan pernyataan presiden Amerika Serikat mengenai bom Oklahoma 1995 bahwa kata-kata turut berperan dalam menciptakan kondisi lingkungan yang tidak aman. Suzette; melalui buku-bukunya memiliki harapan untuk dapat mengurangi efek negatif ini.rnrnHilangkan Bahasa Kasar! Adalah motto yang tercantum jelas di kaver belakang buku ini menggambarkan visi seluruh buku ini; atau bahkan seluruh serial yang ditulis oleh Suzette. Pada bagian paling awal buku ini; kita benar-benar diajak untuk menyadari; betapa bahasa kasar telah menjangkiti seluruh kehidupan manusia; dari lintas gender; lintas keprcayaan; lintas ras dan lintas benua. Bahasa kasar telah merasuk dan berjalan sedemikian wajar secara kasat mata atau terkesan diwajarkan sehingga kita baru menyadari ada yang salah ketika hal yang buruk telah terjadi. Bahasa kasar yang dimaksud tidak hanya terbatas pada penggunaan istilah-istilah kasar semacam istilah hewani sebagai kata sapaan; namun lebih luas dengan memasukkan pula segala macam nada; diksi dan struktur kalimat yang menyebabkan kemarahan; terluka dan efek psikologis negatif lainnya. Suzette mencontohkan beberapa kasus kejahatan dan kekerasan fisik yang ternyata didasari oleh penggunaan bahasa yang menyebabkan pembajakan emosional sehingga para pelaku merasa benar-benar harus melakukan kejahatannya. Lebih dari itu; bab-bab pertama buku ini membawa kita dalam sebuah pemahaman yang komprehensif mengenai emosi dan bahasa yang tak banyak disadari sangat berpengaruh terhadap keselamatan diri dari berbagai ancaman internal dan eksternal; yakni kesehatan diri dan ancaman kekerasan dari orang lain. Selain itu; dengan menghindari kata-kata kasar kita telah mewariskan sebuah warisan budaya yang sangat tinggi nilainya bagi generasi yang akan datang.rnrnSetelah membangun kesadaran di bagian pertama dari buku ini; selanjutnya adalah membangun pondasi sikap kita dan komitmen dalam menghapuskan –paling tidak meminimalkan- penggunaan bahasa kasar. Batu penyusun paling utama dari fondasi berbahasa lebih beradab ini adalah memahami pesan negatif yang akan disampaikan; baik oleh diri pribadi maupun oleh lawan bicara. Dengan memahami pesan negatif ini; kita mampu menyederhanakan kalimat untuk kemudian bersikap netral. Seringkali pemborosan kata dalam percakapan menimbulkan rasa sakit atau terlukai; padahal sesungguhnya pesan yang ingin disampaikan tak separah apa yang diucapkan dan malah cenderung sederhana. Batu pondasi selanjutnya; untuk dapat memahami pesan negatif adalah mendengarkan; benar-benar mendengarkan. sebuah hasil penelitian yang unik oleh penulis mengatakan bahwa hanya sedikit dari kita yang mampu mendengarkan dengan sebenar-benarnya; padahal semua orang ingin didengarkan dengan sebenar-benarnya. Selain menyebabkan biasnya pesan yang ingin ditangkap; pengabaian jenis ini ditemukan menyakitkan bagi banyak orang. Dan yang terakhir; untuk bersiap-siap menghapuskan bahasa-bahasa kasar dari bahasa kita adalah dengan memahami metafora yang dianut oleh masing-masing pihak yang terlibat6 dalam komunikasi. Dalam bagian ini; kita; akan agak sedikit mengalami kebingungan sebagai efek terjemahan. Metafora yang dicontohkan oleh Suzette agaknya sangat amerika; sehingga agak sukar untuk menyetarakan dalam budaya masyarakat Indonesia. Namun kelemahan ini tidak mengurangi pentingnya bagian ini; karena sebenarnya kerelatifan budaya telah sangat diantisipasi oleh Suzette dalam penulisan buku-bukunya.rnrnPada bagian selanjutnya; pembaca disuguhi dengan berbagai alternatif penggunaan bahasa untuk dapat menghindari penggunaan jenis-jenis bahasa kasar yakni dengan cara memilih pola satire; mengendalikan presuposisi; menghindari dan menguraikan Pola Serangan Verbal; serta yang paling akhir dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan rasa saling memahami. Pola satire adalah pola-pola struktur kalimat yang dikemukakan oleh Virginia Satire; pola-pola yang dianjurkan Suzette adalah pola yang paling netral yakni pola menyeimbangkan dan pola komputer/mesin. Sementara itu; pola lain yakni pola menyalahkan dan pola menenangkan (diri; pen.) sesuai dengan namanya cenderung menyerang lawan bicara. Kita mampu menyampaikan pesan tanpa kehilangan inti pesan dengan memilih pola manapun; tentunya pola yang paling netral dianjurkan karena akan mengurangi potensi pesan diterima sebagai suatu serangan. Presuposisi yang dimaksud adalah pesan yang tersimpan sebagai suatu kandungan internal dari suatu kalimat namun tak tampak secara fisik. Salah satu penggunaan presuposisi ada dalam kalimat “keterlambatan adalah suatu hal yang merepotkan orang lain”; sebagai ganti dari kalimat “anda telah merepotkan semua orang dengan terus menerus terlambat”. Dalam hal ini; presuposisi yang digunakan adalah nominalisasi. Terdapat beberapa jenis presuposisi yang lain; yaitu presuposisi waktu dan “telah kita ketahui bersama bahwa…”. lagi-lagi sebagai sebuah buku terjemahan; hasil terjemahan ini tak selalu pas saat dicoba dipahami dalam bahasa Indonesia.Pola Serangan Verbal lebih merupakan pernyataan hal yang dianggap bertentangan dengan kenyataan; atau berupa kontraposisi dari hal yang sebenarnya ingin kita katakan. Saat kita mengatakan hal ini; sebenarnya maksud yang kita tuju adalah kontraposisinya. Dapat kita lihat pada kalimat berikut “jika anda benar-benar peduli dengan orang lain; maka anda tidak akan melakukan hal ini”; pesan kasar yang sebenarnya ingin disampaikan dan sangat dirasa keras adalah “Anda tidak peduli sama sekali dengan orang lain; hal ini lah yang mendasari sikap anda saat ini”. PSV bisa jadi memiliki makna yang netral manakala dikatakan dengan nada yang tidak kasar. Dan kunci terakhir adalah berusaha saling memahami dan menurunkan ketegangan. Ini adalah jurus pamungkas dari semua langkah yang telah dibahas dari awal.rnrnKeunggulan lain dari buku ini adalah sifatnya yang sangat aplikatif dan tepat guna. Hal ini dikarenakan dicantumkannya kasus di tiap bab serta sudut pandang lain ketika kita telah menerapkan langkah pada bab tersebut. Di tiap bab dibahas pula dalam suatu bagian khusus mengenai kasus antargender. Sifatnya yang aplikatif membuat pembaca mampu menerapkan apa yang dibaca dan segera menganalogikannya dalam kasus-kasus keseharian kita. hmm; jadi penasaran dengan buku-buku Suzette Haden Elgin yang lain.rnrnrnMungkin pembaca lain juga akan setuju; jika saya mengatakan kunci paling penting untuk dapat melaksanakan semua langkah dalam buku ini sehingga kekerasan linguistik dapat dicegah justru terdapat dalam pribadi masing-masing orang. Tiap-tiap pribadi memiliki tingkat kedewasaan emosi dan sikap yang akan menentukan mudah atau tidaknya langkah-langkah dalam buku ini untuk ia ikuti. Sampai di sini; kita perlu menyadari bahwa bagaimanapun; buku hanyalah guide namun kitalah yang akan menentukan untuk mengikutinya atau tidak.


Ketersediaan

411/07302.2 ELG mMy Library (RAK UMUM)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
302.2 ELG m
Penerbit Grasindo : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
210 hlm.; il.; 16 x 25 cm.
Bahasa
ISBN/ISSN
9796955350
Klasifikasi
300
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this