Detail Cantuman
Advanced SearchText
LIFE STORY NOT JOB TITLE
Jabatan pekerjaan datang dan pergi silih berganti. Dengan begitu, kehidupan atau kepemimpinan tidak seharusnya melekat dengan jabatan. Kita seharusnya memiliki keberanian untuk menggapai hidup dengan tujuan tertinggi sebelum atau tanpa memiliki job title.
Karier adalah salah satu instrumen yang membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Tentu saja, jabatan puncak sebagai puncak perjalanan karier seseorang menawarkan kemapanan dan eksistensi diri yang tinggi. Seseorang yang telah berada di posisi tersebut, akan berdecak pada dirinya sendiri tatkala menengok ke belakang dan mendapati bahwa kerja kerasnya selama ini berbuah manis.
Darwin Silalahi adalah salah satu orang yang membuktikan hal itu. Pria yang lahir di sebuah desa di Sumatera Utara itu kini menjadi pemimpin perusahaan internasional ternama. Sepertinya tidak ada hambatan dalam perjalanan kariernya. Ia telah berprestasi sejak kuliah dan dalam usia muda telah meraih posisi di level direksi. Selanjutnya, setiap pilihan kariernya menghantarkan Darwin pada jabatan yang lebih tinggi lagi.
Apabila disimpulkan, sebenarnya, apakah kerja keras itu perwujudan dari ambisi?
Darwin menyangkalnya. Ia justru merasa jabatan lambat laun dan tanpa terasa sering kali mengendalikan kehidupan. Dalam buku ini, Darwin berbagi pengalaman tersebut, yang diistilahkannya sebagai life story.
Life story berarti rekaman tempaan yang membentuk seseorang menjadi pemimpin. Sementara itu, garis tegas yang dimiliki pemimpin tersebut adalah purpose.
Masa depan seseorang pada dasarnya didorong sebuah tujuan kehidupan. Namun, sering kali, perjalanan karier yang menanjak mengubah pemaknaan terhadap tujuan.
Darwin mengalaminya, terutama selepas mengikuti program S-2 MBA di Universitas of Houston, Amerika Serikat, yang dibiayai perusahaan tempat ia bekerja. Setelah merampungkan sekolah, ia kembali ke British Petroleum, pekerjaannya tetap sebagai geophysicist. Tidak ada struktur jabatan yang bisa menampungnya pada waktu itu. Ia galau, hingga akhirnya memutuskan pindah pekerjaan. Kondisi itulah yang akhirnya juga membuatnya menjatuhkan pilihan pada perusahaan konsultan bisnis.
Pemaknaan Hidup Seorang Eksekutif Top
Penafsiran kesuksesan yang dituliskan Darwin dalam buku Life Story not Job Title merupakan pemaknaan yang rasional (kalau terlalu serius disebut akademik). Dan, barangkali, karena itulah buku ini sangat berbeda dari buku profil personal.
Untuk hampir semua perumpamaan dan contoh dalam buku ini, Darwin mengutip penulis-penulis manajemen dunia. Meskipun demikian, nuansa religius yang disuguhkan Darwin dalam bukunya ini juga cukup kental. Namun, nilai moral di sini adalah yang bersifat universal. Dari situ, sepintas kita dapat menebak dengan leluasa, Darwin yang berpendidikan Barat dan memimpin perusahaan multinasional, tetap berpegang teguh dengan menunjukkan karakter sebagai orang Timur.
Jabatan tidak bisa dibagi, tetapi pengalaman bagaimana menjadi pemimpin harus ditularkan. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa Darwin menulis buku ini. Di usianya yang melewati setengah abad, kiranya pas bagi Darwin membongkar tips dan strategi menuju kesuksesan dari anak biasa menjadi orang berpengaruh di republik ini. Beberapa sambutan hangat seperti ini juga diutarakan CEO-CEO ternama yang juga rekan Darwin, seperti Anies Baswedan, T.P. Rachmat, Yohanes Surya, Tanri Abeng, dan lain-lain.
Tips dan strategi kesuksesan yang ditempuh Darwin sendiri bermula dari moment of truth, ketika ia mulai menyadari arti pentingnya membangun diri. Ketika hal tersebut mampu menggebrak kesadaran dan mentalitas, selanjutnya stay connected to your purpose. Hanya dengan seperti itulah, pelan-pelan ia mampu membedakan antara true leader dan leader pada umumnya.
Bergulirnya pemaknaan kehidupan sebenarnya bukan tanpa alasan. Salah satu yang mencolok dalam buku ini adalah ketika kita sampai pada Bab 4, ketika Darwin mengutip perkataan Steve Jobs.
“Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma – which is living with the result of other people’s thinking. Don’t let the noise of other’s opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition.”
Banyak perenungan yang bisa digali dari buku ini. Terutama dalam menafsir langkah yang sedianya harus diambil bukan dalam momen-momen tertentu, melainkan dalam kehidupan keseharian. Inilah yang pernah menjadi pertanyaan besar Darwin ketika ia harus menghadapi sekat antara pekerjaan dan keluarga. Jika big moments dalam kehidupan kita hanya terjadi sekali, dan kebanyakan hari kita adalah hari biasa, bagaimana keseharian kita bisa menjadi sumber kebahagiaan?
Ketersediaan
| 597/13 | 920 SIL l | My Library (RAK UMUM) | Tersedia |
Informasi Detil
| Judul Seri |
-
|
|---|---|
| No. Panggil |
920 SIL l
|
| Penerbit | KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) : Jakarta., 2012 |
| Deskripsi Fisik |
220 hlm.; il.; ind.; 16 x 22 cm.
|
| Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
| ISBN/ISSN |
9789799105189
|
| Klasifikasi |
920
|
| Tipe Isi |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain






