Akhir- akhir ini gairah membaca saya mulai meningkat lagi. Sudah lama saya tidak merasakan hal yang seperti ini. Terbukti dalam seminggu saya sudah menghabiskan 3 Novel. Ini sangat jarang terjadi. Selepas SMA yang kira-kira 4 tahun silam, saya jadi agak malas membaca. Lebih senang menonton. Kalaupun tidak ada tontonan menarik dan harus mencari hiburan, sasaran saya tidak jauh dari komik.

Novel Haru no Hana adalah satu dari tiga novel yang saya baca di minggu ini. Alasan saya membeli novel ini bukan karena saya kenal dengan penulisnya atau tertarik dengan cover-nya, satu-satunya alasan saya membelinya karena harganya cukup dengan uang yang saat itu saya bawa.


Sehari sebelum magang saya berakhir, saya berniat memberikan bingkisan kepada Bos saya. Kado sudah di dapat, tapi kertas kado yang malah belum ada. Jadilah sepulang bekerja saya menyempatkan diri pergi ke toko gunung agung dekat rumah. Niat awal hanya membeli kertas kado, ternyata godaan untuk membeli buku pun tak tertahankan. Padahal saat itu saya hanya membawa uang Rp 50,000. Harga kertas kado sembilan ribu, dan saya membeli dua buntel kertas kado. Melihat hamparan luas buku-buku, iman saya semakin tergoda. Jadilah saya meyakini diri saya "Kalau ada buku seharga sisa uang yang ada, akan saya beli!". Lalu dari tumpukan buku-buku itu saya melihat novel berjudul Haru no Hana yang harganya terjangkau dengan sisa uang. Dari sinopsis singkat di belakang Novelnya pun menarik.

Sudah sesi curhatnya, sekarang mari kita bahas novelnya. Di depan cover-nya tertera "Naskah Terbaik #lombanoveljepang 2013". Waktu beli sebenarnya agak pesimis, karena kata "terbaik" di sini cendrung lebih subjektif. Terbaik bagi siapa? pertanyaan itu yang ada di benak saya. Tapi saya sedikit lega karena buku ini diterbitkan oleh Ping!. Saya teringat novel Aropy terbitan Ping! yang beberapa bulan lalu saya baca. Ceritanya sederhana. Saya juga bisa menebak akhir cerita tersebut. Tapi anehnya saya tetap membaca novel itu hingga akhir. (Biasanya kalau sudah bisa menebak ending, saya suka malas membaca hingga akhir.). Satu hal yang sangat disayangkan, buku ini tidak menyertakan pembatas buku.

Kau adalah satu-satunya gadis tak sempurna yang mampu membiusku. Lantunan lagu indah yang kau mainkan seolah menarik dan membuatku membumbung ke awan. Kau jugalah satu-satunya gadis tak sempurna yang berhasill membuatku kagum sekaligus iri dalam waktu yang bersamaan - Ichijou Haruka

Hal yang membuatku bersemangat dalam menjalani hidup ini adalah musik dan kau. Berkat kau, aku bisa sesemangat ini. Berkat kau, aku bisa sedewasa ini menerima segala kekurangan dalam diri. Akan tetapi karena kau pulalah aku mengenal seperti apa namanya kecewa tapi tak mampu membenci - Akanishi Hana

Novel ini berkisah tentang sepasang ramaja yang saling jatuh cinta karena musik. Haruka yang merasa bersalah setelah kematian adiknya, berusaha meneruskan cita-cita adiknya untuk menjadi pemain band. Sayang, jalannya tidak direstui ayahnya. Ayah Haruka sering membanding-bandingkan dirinya dengan gadis jenius yang sangat diakagumi, Hana. Dibalik kekurangannya, dia bisu, Hana selalu menjadi pusat perhatian semua orang. Bukan karena kekurangannya melainkan karena kelebihannya bermain musik.

Haruka yang kesal dengan sikap ayahnya, melampiaskannya dengan membenci Hana. Perilaku dan ucapannya kepada Hana selalu kasar. Padahal bagi Hana Haruka adalah sosok penyalamat hidupnya hingga saat ini. Seberapa pun kasarnya Haruka terhadap Hana, Hana tetap mengagguminya.

Penyesalan selalu datang belakang. Haruka baru menyadari seberapa baiknya Hana terhadapnya setelah Hana pergi ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya. Haruka tidak tahu bahwa tanpa Hana hidupnya akan sangat sepi. Sementara Haruka yang hidup dalam penyesalan, justru Hana menjalankan hidupnya dengan sangat baik. Karirnya meroket. Tidak ada yang mencibir kekurangannya lagi. Semua bersorak sorai setiap Hana selesai menunjukkan kelebihannya.