JOKO WIDODO alias Jokowi adalah sosok fenomenal. Ia masih muda. Usianya belum genap 53 tahun (saat buku ini ditulis). Ia rakyat biasa yang tinggal di bantaran sungai di Surakarta. Bahkan, keluarganya yang dari kalangan rakyat jelata pernah digusur Pemerintah Kota Surakarta. Tapi, ia tidak dendam kepada penguasa. Maka, siapa menyangka, takdir membawanya menjadi seorang pemimpin. Pulung pun berpihak kepadanya. Jokowi terpilih sebagai Walikota Surakarta hingga dua kali periode (2005-2010) dan (2010-2015). Dan, belum genap memimpin untuk periode kedua, ia sudah dipercaya warga ibukota untuk mengelola DKI Jakarta. Warga Kota Surakarta pun mengikhlaskan dan memberikan doa restu mereka kepada Jokowi untuk meninggalkan Kota Bengawan guna mengabdikan diri kepada warga ibukota. Jadilah ia sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 20 September 2012 untuk periode jabatan 2012-2017.

Berikutnya, dua tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta, rakyat mengusungnya untuk naik dalam ajang Pilpres 2014. Maka, Megawati pun memberikan mandat kepada Jokowi untuk menjadi Calon Presiden dari PDI Perjuangan. Bagaimana selanjutnya takdir akan membawa Jokowi…?

Soal mengapa Joko mesti berpasangan dengan JK, ini semata-mata “gurauan” dari sang penulis. Kata JOKOWI tanpa “J” dan “K” bunyinya gak enak; yakni 0..0..WI, ya kan? jadi Jokowi memang harus berpasangan dengan JK gitu aja.