Detail Cantuman
Advanced SearchText
MUKJIZAT-MUKJIZAT DI ZAMAN MODERN: TUHAN MASIH MELAKUKAN KARYA-KARYA AGUNG-NYA
Kata mukjizat selalu mengingatkan kita pada mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Yesus seperti diceritakan dalam Kitab Suci. Mungkinkah mukjizat-mukjizat-Nya masih dilakukan di zaman modern ini ? ;Dengan gaya penulisan autobiografi Sr. Briege McKenna memberikan kesaksian akan adanya mukjizat di zaman modern ini.
Beliau menunjukkan betapa besar cinta Tuhan kepada kita; karya-karya agung-Nya tetap dilakukan di zaman modern ini. Bagi umat Kristiani buku ini akan semakin menguatkan keyakinan bahwa karya keselamatan Allah masih tetap berlangsung.
Buku ini bercerita mengenai Suster Briege Mckenna yang mempunyai karunia penyembuhan, panggilannya, penglihatan-penglihatan yang ia dapatkan. Suster Briege banyak memberikan retret kepada para Imam di manca negara ( yang saya ingat ada yang di Amerika, Jepang, Spanyol, de el el). Suster banyak memberikan peneguhan atas para imam.
Salah satu contoh pengalaman kesaksian iman:
Kebenaran ini kusadari ketika aku mengikuti misa di luar, di suatu daerah pengunungan di Amerika Latin. Sangat banyak orang miskin menghadiri misa itu. Imam menggunakan meja yang sudah sangat jelek sebagai altar. Seorang anak kecil yang menderita luka bakar yang parah dibawa ikut dalam misa itu. Aku ingat waktu itu aku berpikir," Ah, apa yang dapat dilakukan? Keadaannya begitu buruk. Tidak ada dokter, tidak ada obat."
Aku kagum pada imam itu. Imannya akan Yesus mengajar aku bahwa aku harus membiarkan Yesus melakukan yang hanya dapat dilakukan oleh-Nya dalam dan melalui Ekaristi - mengubah hidup kita.
Kami berdoa dengan anak itu, lalu imam itu berkata kepada ibu tua yang membawa anak itu ke misa, "Biarkan anak itu di bawah meja altar ini dan mari kita lanjutkan perayaan Ekaristi kita.
Ketika misa dilanjutkan, aku terpesona oleh keikutsertaan umat dalam misa itu. Aku sangat terkesan oleh imam yang tampak begitu sadar akan apa yang sedang ia lakukan dalam ibadah ini. Ia menjadikan misa ini sungguh-sungguh hidup bagi jemaatnya yang miskin. Jelas dari gerak-geriknya bahwa imam itu sungguh menghayati misa ini, bahwa ia mempunyai iman yang dalam dan pribadi akan Yesus. Ia menularkan iman seperti itu kepada umat yang ikut dalam misa di tempat terbuka ini.
Ketika saat konsekrasi mendekat, aku menutup mataku. Ketika aku membuka mata, aku lihat seluruh jemaat sujud sampai ke tanah. Mereka lalu mengangkat mata mereka untuk menyembah Tuhan. Wajah-wajah mereka membuat aku berpikir, "Mereka sungguh percaya bahwa ini adalah Yesus." Lalu ketika aku memandang Hosti Suci, dalam bayanganku sendiri aku melihat gambar Yesus yang paling indah dengan kedua tangan-Nya yang terulur. Ia tersenyum dan senyumannya menebarkan kasih dan bela rasa. Ia merangkul orang-orang miskin ini dan berkata, "Datanglah kepada-Ku kamu semua yang lelah dan berbeban berat, Kuberikan kepadamu kehidupan dan iman."
Saat itu aku merasakan kesadaran yang sangat mendalam dalam hatiku, "Yesus terkasih, itu sungguh-sungguh diri-Mu. Wujudnya memang roti dan piala, tetapi hanya Engkaulah yang dapat memakai cara yang begitu istimewa untuk memberikan diri-Mu kepada umat-Mu."
Sesudah misa, aku maju ingin melihat apa yang terjadi dengan anak itu. Tadi ia ditempatkan di bawah meja yang dipakai sebagai altar. Namun ternyata ia tidak ada di situ lagi. Aku bertanya kepada ibu tua yang membawa anak itu ke Misa. "Di mana dia?" Sambil menunjuk sekelompok anak yang sedang bermain-main, ia berkata, "Itu dia." Kulihat anak itu sembuh. Tidak ada lagi luka-luka pada tubuhnya.
Aku berkata agak keras, tetapi lebih-lebih kepada diriku sendiri, "Apa yang terjadi?" Ibu tua itu memandang aku dan berkata, "Apa yang terjaddi?,,, bukankan Yesus sungguh-sungguh datang?"
Dalam misa itu dan dalam misa pada umumnya, imam menumpangkan tangan di atas roti dan anggur dan ia mohon kekuatan Roh Kudus untuk menjadikannya suci, sehiigga 'menjadi tubuh dan darah' Yesus. Ketika imam mengucapkan doa ini, Roh Kudus datang, tetapi tentulah Ia tidak hanya mengerjakan yang dimohonkan oleh imam. Roh juga menaungi anak itu dengan kuasanya dan anak itu berubah. Ia disembuhkan dan dijadikan pulih kembali.
Pada hari yang sama, pada awal misa aku juga melihat seorang anak yang wajahnya sangat rusak. Pada akhir misa, ibunya berlari menjumpai aku sambil membopong anaknya. Ia berkata, "Suster lihat anakku ini." Wajah anak itu sudah sembuh.
Aku sendiri sangat heran, namun imam itu sangat pandai membawa jemaatnya kepada Yesus yang hidup. Seperti wanita dalam kisah Injil itu, mereka datang kepada Yesus dengan iman yang penuh pengharapan. Mereka datang tidak sekedar untuk melihat apa dikerjakan oleh imam atau mengkritik khotbah imam dan caranya merayakan Ekaristi. Perayaan itu adalah Ekaristi mereka. Mereka datang untuk ikut bersama Yesus dalam perayaan yang dipersembahkan kepada Bapa-Nya. Mereka menjadi bagian dari persembahan-Nya. Bagi mereka, perayaan Ekaristi ini adalah pengalaman yang nyata dan hidup bersama Yesus.
Ketersediaan
| 902/14 | 252 BRI m | My Library (RAK UMUM) | Tersedia |
Informasi Detil
| Judul Seri |
-
|
|---|---|
| No. Panggil |
252 BRI m
|
| Penerbit | Kanisius : Yogyakarta., 2011 |
| Deskripsi Fisik |
280 cm.; 15 x 21 cm.
|
| Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
| ISBN/ISSN |
9794972738
|
| Klasifikasi |
250
|
| Tipe Isi |
-
|
| Tipe Media |
-
|
|---|---|
| Tipe Pembawa |
-
|
| Edisi |
-
|
| Subyek | |
| Info Detil Spesifik |
-
|
| Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain






