Image of TEMBANG KAMPUNG HALAMAN

Text

TEMBANG KAMPUNG HALAMAN



Di stasiun pun pada saat menjelang keberangkatannya, Ipul sudah tidak berharap banyak Imas akan datang. Walaupun dia berharap kejadian seperti sepuluh tahun lalu berulang. Saat itu semua orang mengantarnya ke stasiun. Kecuali Maisaroh, yang raib entah kemana. Sekarang, malah Masaroh yang melepasnya pergi. Tak ada Agus dan Imas.

Ipul menyanderkan wajahnya ke kaca jendela kereta api. Dia begitu nelangsa. Tanpa di duga, air mata menelusuri pipinya.

"Kenapa, Nak?" Ibu tua itu merasa prihatin.

Ipul menatapnya. Dia mengusap matanya yang basah. Dia berkata, atau mungkin cuma bergumam, entah pada siapa,

"Saya tidak punya siapa-siapa lagi sekarang."


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
F GON t
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
260 hlm.; 13 x 19 cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
9795119877
Klasifikasi
F
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this