“Kami hanya sekadar bertemu dan dia menunjukkan padaku tempat-tempat bagus,” kata Gia dengan bibir bergetar. Bertemu dan menunjukkan? Padahal dia dan Ethan menikmati waktu mereka bersama-sama. “Tidak ada hal yang spesial.”

Hening.

Ethan tidak berkomentar sama sekali. Laki-laki itu hanya diam sambil sesekali menyesap kopinya. Situasi itu membuat Gia tertunduk, dia pura-pura sibuk dengan ponselnya.

“Nah, jadi bagaimana soal kakak iparku?”

Kesibukan tangan Gia terhenti. Kakak ipar?

***
Berkali-kali disakiti, berulang kali dibohongi membuat Gia jengah dengan Oscar. Gadis itu sampai menyiapkan kopernya. Tekadnya sudah bulat. Ia harus menyendiri, melangkah ke mana pun, asal tidak bersama Oscar. Dan pilihannya jatuh pada Melbourne.

Siapa sangka, di Melbourne sakit hatinya berangsur-angsur pulih. Lelaki workaholic bernama Ethan juga bersedia menjadi tour guide,membantunya berkeliling Melbourne—meski beberapa kali hanya bisa via ponsel.

Namun, cinta sejati hanyalah milik mereka yang dipertemukan kembali setelah sekeras apa pun berusaha menghindar, sejauh apa pun pergi….