“Jaga hatimu buat aku…”

Kalimatmu itu rupanya terekam dengan baik dalam ingatanku, sama seperti kamera kesayanganku yang selalu setia merekam keindahan semesta. Kalimat yang kuragukan maknanya itu menjaga perasaanku agar selalu terarah kepadamu.

Dan kamu selalu mengabaikan kalimat-kalimatku. Tidak ada satu pesanku yang kamu balas. Kamu lenyap dalam jarak dan tak lagi berjejak. Kamu seolah tidak peduli kalau Paris dengan segala keindahannya juga sanggup membelengguku. Harusnya kamu tahu, suatu saat jantungku bisa saja tidak lagi berdetak karena namamu disebut…

***

Arabella akhirnya bisa melihat pucuk Eiffel dari jendela apartemennya. Mimpinya akan dikejar di Paris. Demi sebuah cita, ia harus meninggalkan cintanya di Indonesia. Meski Paris amat indah, Arabella tidak benar-benar bahagia karena Ares tidak pernah membalas emailnya.

Namun, hidup di negeri orang tidaklah mudah. Arabella bahkan harus mengambil pekerjaan freelance di sebuah majalah fashion. Ia juga harus bertemu dengan banyak manusia sombong seperti Alvan Lev. Kalau begitu, siapakah yang bisa memberikan Arabella kebahagiaan di saat-saat sulitnya?