Detail Cantuman
Advanced SearchText
SYAIR-SYAIR RAHASIA CINTA YANG TAK TERUCAP
Inisiasi, pernikahan dan kematian. Pemuda lajang yang tinggal di west 10th Street 51 New York itu selalu terobsesi dengan ketiganya. Sofa, tirai berwarna lembut gading, sebuah meja kecil, dan dinding yang penuh dengan lukisan-lukisannya sendiri yang beraroma sephia melengkapi “pertapaannya”.
Hampir 20 tahun Kahlil Gibran menempati ruang yang nyaris tak memungkinkan dia untuk hidup “sehat”. Tubuhnya yang rapuh, tangan dengan jari-jari yang lentik mirip jari perempuan, dan wajah yang selalu pucat, menandakan dia hampir tak pernah lewat dari musim salesma.
Teman-temannya selalu menyebut kehidupan Gibran sebagai kehidupan yang merana. Sosok melancholia yang selalu berdampiangan dengan kesedihan–yang selalu ia ciptakan dan nikmati–sendiri.
Puisi-puisi cinta Gibran adalah cermin diri seorang melankolik. Sosok yang selalu berupaya menatap dunia dengan mesra, membiarkan wajahnya selalu dibelai angin malam yang basah, sambil mengenang impian yang selalu lewat.
Gibran selalu menampilkan sisi lembut jiwa manusia, meski ungkapannya sendiri–dibalik kelembutan sayap-sayap cinta, selalu ada pedang tajam…
Ketersediaan
| 427/15 | 892.308 GIB c | My Library (RAK UMUM) | Tersedia |
Informasi Detil
| Judul Seri |
-
|
|---|---|
| No. Panggil |
892.308 GIB c
|
| Penerbit | BYZANTIUM : Jakarta., 2014 |
| Deskripsi Fisik |
380 cm.; 13 x 19 cm.
|
| Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
| ISBN/ISSN |
9786029895353
|
| Klasifikasi |
890
|
| Tipe Isi |
-
|
| Tipe Media |
-
|
|---|---|
| Tipe Pembawa |
-
|
| Edisi |
-
|
| Subyek | |
| Info Detil Spesifik |
-
|
| Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain






