Ada satu ungkapan dan prinsip Pastor Eduard yang cukup terkenal terkait panggilan menjadi pastor: Duc in Altum (menggali lebih dalam). Dia bilang, "Anak Seminari boleh nakal tetapi tidak boleh jahat, asal bertekun melakukan Duc in altum bagi panggilannya." Dan prinsip itu terbukti. Karena itu, saya berani mengatakan bahwa Pastor Eduard 'dicipta' untuk seminari, sekaligus "pencipta" tokoh-tokoh gereja di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, termasuk Sumatera Barat. Betapa tidak. Tak kurang dari 5 orang Uskup, dan ratusan imam dan awam, pernah mendapat pendidikan dari Pastor Eduard, walau dengan kabar yang berbeda-beda.
Mgr. Dr. ANICETUS BONGSU SINAGA OFMCap
USKUP KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

Tidak terasa Pastor Eduard ada di seminari hingga sekarang karena Tuhan mencipta dan mengutusnya sebagai guru dan pendidik, dan guru pendidik di seminari ini. Dia menerima dan menghayati itu, bersukacita di dalamnya. Itu dasarnya. Tetapi tentu saja cinta dan ciri fraternal confratres terutama dari Br. Gerard, penari dan penyanyi lagu-lagu India, teman senovisiat dan kalu kekal saya, memungkinkannya terwujud dengan sempurna. Tuhan pasti memberkati mereka.
Mgr. MARTINUS D. SITUMORANG OFMCap
USKUP KEUSKUPAN PADANG

Pastor Eduard itu tegas namun tetap lembut (bukan pemarah!). Kalau beliau mengatakan "Ne, ne." (bahasa Belanda "tidak"), memang "tidak", dan tidak usah dicoba mempengaruhi beliau karena tidak akan berubah. Mungkin beliau mengikuti sabda Yesus: "Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat" (Mat 5:37). Dan memang pendapat beliau bisa dikatakan hampir selalu tepat. Beliau juga adalah sahabat yang baik, khususnya bagi kelas Rhetorica. Dengan siswa Rhetorica, beliau banyak ,memberi kebebasan. Dengan kebebasan itu, kami pun tentu semakin dewasa.
Mgr. LUDOVIKUS SIMANULLANG OFMCap
USKUP KEUSKUPAN SIBOLGA.