Ketika masyarakat memandang bahwa pendidikan budi pekerti perlu diajarkan di sekolah, banyak guru merasa bingung bagaimana dan siapakah yang seharusnya mengajarkan pendidikan budi pekerti.
Kebingungan para guru dapat dipahami sebab pendidikan budi pekerti tidak sekadar pendidikan mengenai sopan santun dalam pergaulan tetapi juga menyangkut nilai-nilai luhur yang lain seperti religiositas, sosialitas, gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap lingkungan alam. Kalau demikian siapakah yang paling berkompoten untuk pendidikan budi pekerti ? Guru Agama, Guru PPKn, atau guru khusus budi pekerti ?

Bertolak dar pertanyaan-pertanyaan tersebut tim penulis yang terdiri dari guru-guru SD mencoba merumuskan suatu bentuk proses pembelajaran budi pekerti yang terintegrasi dalam mata pelajaran di SD. Dalam buku ini dipaparkan bagaimana menanamkan nilai-nilai budi pekerti diaplikasikan dalam mata pelajaran tanpa mengesampingkan bidang akademis yangharus dicapai. Buku ini dapat menjadi inspirasi bagi guru atau siapa pun yang peduli dengan pendidikan dalam mengembangkan pembelajaran yang direncanakan tidak hanya menekankan aspek kognititf tetapi juga menekankan aspek afektif dan emosi siswa