Pertemuan Komisi Kateketik Regio Jawa yang diselenggarakan di Keuskupan Bogor tahun 2015 membahas topik tentang pentingnya katekese yang berjenjang dan berkesinambungan. Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa katekese bukanlah pilihan, bukan pula tawaran, melainkan sebuah tanggung jawab iman yang diterima semenjak baptisan. Di satu sisi setiap orang yang telah dibaptis berhak untuk mendapat pendampingan iman, di sisi lain setiap orang yang telah dibaptis juga dipanggil dan diutus untuk mendampingi iman sesamanya. Dengan demikian pendampingan iman merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilakukan terus-menerus. Katekese dan pewartaan bukan garapan satu kelompok saja tetapi merupakan usaha bersama yang melibatkan keluarga, sekolah, dan paroki. Seorang ahli bernama Thomas Groome menyebutnya sebagai “total community catechesis” (TCC). Artinya, sejauh mana tim pewartaan dan pengurus di paroki mampu melakukan kerja sama untuk saling mengisi proses pendampingan iman secara integral dan utuh di segala lini, bekerja sama, dan berkoordinasi, dari paroki, keluarga, hingga sekolah di segala jenjang usia.

Tak dapat dimungkiri, bahwa masih ada banyak kekosongan dalam hal penyelenggaraan karya ketekese bagi umat beriman dari usia dini sampai usia tua. Banyak umat yang mengalami katekese di paroki hanya pada saat persiapan baptis, komuni pertama, penerimaan sakramen krisma, kursus persiapan perkawinan, dan pada saat pendalaman iman (APP atau Bulan Kitab Suci Nasional).

Oleh karena itu, Tim Kateketik Keuskupan Regio Jawa menyusun tujuh modul, yaitu Pendidikan Iman Katolik untuk : Anak Usia Dini, Anak-Anak, Remaja, Orang Muda, Orang Dewasa, Usia Lanjut, dan Keluarga. Modul-modul ini diterbitkan untuk digunakan para katekis dan para penyelenggara katekese sampai pada tingkat komunitas basis.