Buku ini berisi refleksi tentang pribadi Yesus sebagai pribadi pendoa sekaligus sebagai guru doa kita. Refleksi tersebut semuanya bermuara pada Kitab Suci khususnya Injil yang mengisahkan perjalanan hidup Yesus dalam hubungannya dengan doa. Sebagai guru doa, Yesus senantiasa mencari tempat yang sepi. Di sana Ia menyepi dan berkomunikasi dengan Bapa-Nya. Apakah cara Yesus berdoa tersebut kita lakukan juga sebagai murid-Nya? Adakah waktu yang sepi bagi kita untuk berdoa di tengah hiruk-pikuknya kehidupan dan kesibukan harian kita? Yesus mengajak kita untuk berdoa dalam keheningan. Suasana hening dan sepi memungkinkan komunikasi kita dengan Tuhan dalam doa menjadi lebih kusuk. Semoga buku ini membantu kita untuk semakin meneladani Yesus sebagai guru doa.