Pernahkah terbayang seorang pria hidup tanpa memiliki alat kelamin? Pria Tanpa P merupakan sebuah kisah nyata yang terjadi di kota Winnipeg; Canada. Dua anak kembar; Brian dan Bruce; terlahir dengan kondisi normal dan sehat. Ketika berusia 6 bulan; tiba-tiba mereka divonis penyakit phimosis (suatu penyakit dimana kelamin mengalami penyempitan. Biasa terjadi pada anak-anak; red). Demi kesehatan; maka diputuskan agar keduanya disunat. Terjadi kelalaian ketika Bruce dikhitan dengan cara yang tidak biasa; yakni menggunakan alat pemotong yang dialiri listrik; yang berakibat penis Bruce terbakar; retak; dan akhirnya patah.rnrnTentu saja orangtua Bruce kaget dan sedih. Mereka memikirkan bagaimana masa depan Bruce nantinya. Di tengah kebingungan itu tiba-tiba ada sebuah tayangan televisi yang menyiarkan wawancara seorang dokter mengenai kemampuannya merubah alat kelamin pria menjadi wanita dan sebaliknya. Merasa mendapatkan pencerahan; akhirnya kedua orangtua Bruce berkonsultasi dengan dokter tersebut dan memutuskan untuk membesarkan Bruce sebagai perempuan; dan setelah besar nanti; barulah akan dilakukan operasi ganti kelamin untuk menjadikan Bruce sebagai wanita seutuhnya.rnrnBerbagai macam cara dilakukan untuk mengubah Brenda—nama perempuan Bruce—menjadi wanita seutuhnya. Mulai dari terapi hormon esterogen sampai mengubah kelamin. Bruce tumbuh menjadi anak yang manis dan lucu. Namun Bruce merasakan keanehan atas dirinya. Berbagai macam permasalahan dihadapi Bruce sampai akhirnya dia mengetahui masa lalunya yang kelam. Ia lalu memutuskan untuk kembali ke gender saat ia dilahirkan. Berhasilkan Bruce mengatasi masalahnya?rnrnSeluruh tulisan dalam buku ini nyata adanya. John Colapinto mengambilnya dari catatan harian; rekaman wawancara; dan riwayat konsultasi psikiater Bruce yang dikumpulkan langsung dari orang-orang terdekat Bruce. Buku ini seperti catatan kehidupan Bruce yang demikian gamblang dan transparan. Sebuah buku yang bagus dan penuh pesan moral mengenai gender. (chika)