Detail Cantuman
Advanced SearchText
BELAJAR DARI CINA: BAGAIMANA CINA MEREBUT PELUANG DALAM ERA GLOBALISASI
“Belajar dari Cina†yang ditulis oleh I Wibowo ini menggambarkan bahwa kesuksesan Cina merupakan hasil dari cermatnya para pemimpin negeri Tirai Bambu itu dalam membaca arah zaman. Dan yang tidak kalah pentingnya; Cina telah berhasil melewati masa-masa kritis; dengan bubarnya sosialisme di Soviet dan krisis finansial Asia; dan meretas jalannya sendiri: merangkul kapitalisme secara perlahan tapi pasti. Inilah paradoks negeri Cina; berwajah komunis namun berperilaku kapitalis.rnSebagai negara komunis; Cina pernah mati-matian melawan kapitalisme. Pada awal berdirinya republik; sekitar tahun 1951; diadakan gerakan yang diarahkan benar-benar untuk membasmi para kapitalis. “Revolusi Kebudayaan†yang dipimpin oleh Mao Zedong adalah puncaknya.rnNamun Deng Xiaoping merubah segalanya di tahun 1978. Kata kunci perubahan Cina adalah gaige kaifang yaitu kebijakan membuka diri sambil berproses mereformasi infrastruktur ekonomi. Saat itu ekonomi Cina masih sangat terbelakang; sektor industri masih kecil dan rapuh; dan pertanian tidak didukung oleh teknologi yang memadai. Fakta yang demikian menjadi bukti bahwa sosialisme yang dibangun Mao Zedong lewat “Revolusi Kebudayaan†telah gagal. Deng Xiaoping akhirnya memilih jalan kapitalis untuk mereformasi ekonomi Cina.rnDi sinilah letak paradoksnya. Secara resmi; ideologi negara saat ini; seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar; adalah “Komunisme dan Pikiran Mao Zedong.†Namun; jika melihat praktek sosial dan sistem ekonomi yang dijalankan oleh Cina sekarang; komunisme sudah mati (halaman 82). Kapitalisme adalah basis struktur ekonomi Cina yang resminya menganut komunisme. Bermula dari ucapan Deng Xiaoping “zhi fu shi guangrong†yang berarti “kaya itu muliaâ€; penduduk Cina pun berlomba-lomba untuk menjadi kaya.rnSejak itu pula; Cina berubah menjadi negara kapitalis modern. Sekretaris Partai di level desa tidak lagi menggarap sawah kolektif namun sudah pandai mengelola perusahaan sendiri untuk mencari profit sebesar-besarnya. Di level pusat; Partai Komunis Cina dalam Anggaran Dasarnya; tidak lagi hanya menjadi wakil dari kelas proletar (seperti yang diajarkan Lenin) tetapi juga wakil “kekuatan industri yang paling maju†yaitu kelompok bisnis swasta.rnKunci sukses Cina menjadi negara kapitalis terletak pada pilihannya untuk mempraktekkan kapitalisme secara gradual dan hati-hati. Pasca generasi pertama kepemimpinan Mao; rejim Deng Xiaoping (generasi kedua); Jiang Zemin (generasi ketiga); dan sekarang Hu Jintao (generasi keempat) didesain secara ketat untuk memastikan jalannya kapitalisme gradual ini. Negara tetap memegang kendali ekonomi untuk menjamin bahwa liberalisasi ekonomi dan peran swasta domestik ataupun global tidak merusak tatanan yang ada. Kapitalisme Cina ditandai oleh semakin pentingnya peran industri swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi misalnya Haier. Namun perusahaan-perusahaan milik negara masih tetap mendominasi dan menentukan arah ekonomi nasional.rnrn1. CINA DAN GLOBALISASIrn2. KEAJAIBAN EKONOMI CINArn3. ALIH GENERASI PEMIMPIN CINArn4. SISI LAIN CINArn5. KRONOLOGI POLITIK CINA
Ketersediaan
| 964/07 | 338.651 WIB b | My Library (RAK UMUM) | Tersedia |
Informasi Detil
| Judul Seri |
-
|
|---|---|
| No. Panggil |
338.651 WIB b
|
| Penerbit | KOMPAS : Jakarta., 2005 |
| Deskripsi Fisik |
xii + 238 hlm.; ind.; il.;14 x 21 cm.
|
| Bahasa | |
| ISBN/ISSN |
9789797091170
|
| Klasifikasi |
330
|
| Tipe Isi |
-
|
| Tipe Media |
-
|
|---|---|
| Tipe Pembawa |
-
|
| Edisi |
-
|
| Subyek | |
| Info Detil Spesifik |
-
|
| Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain






