Anda tentu tidak asing dengan Putu Wijaya. Ia dikenal sebagai sutradara kawakan. Nyatanya; ia juga ahli membuat novelet dan ragam fiksi lainnya. Tulalit ini misalnya. Ada empat novelet di dalamnya; Tulalit; Cas Cis Cus; Kaki Lima; dan Ratu. Tulalit bergaya surealis; tipis antara realitas dan ilusi.Santo; seorang pegawai; merasa kehidupannya belakangan ini kacau. Ia memiliki kemampuan lebih untuk memprediksi sesuatu; kelebihan yang tiba-tiba datang namun dirasa merepotkannya.rnrnKekacauan itu bermula ketika ia didatangi seseorang yang minta bantuan uang. Ia menolaknya karena ia pernah ditipu oleh kasus seperti itu. Tak dinyana orang tersebut setia menunggunya dan mengejarnya ketika ia lari ketakutan. Untunglah ada petugas polisi yang menolongnya. Anehnya; ia merasa kejadian ini akan dihadapinya. Selanjutnya; seruntun kejadian menghantuinya bak mirip buruk.rnrnDi kisah lain bertajuk Cas Cis Cus; Merdeka dan Lastri kebingungan dengan ibu Merdeka yang mulai berulah aneh-aneh. Tiba-tiba ia mengancam pulang kampung jika tidak dipinjami video porno. Menyusul kemauannya untuk menikah lagi. Tentu saja rumah tangga Merdeka gempar. Para tetangga juga gempar. Suatu pernyataan hadir bahwa manusia setua apapun tetap ingin bahagia. Merdeka merasa sejak ibunya menjadi janda ia hanya menganggapnya sebagai orang tua; tidak betul-betul memperhatikannya. Benarkah keinginan ibu Merdeka itu hanya pengusir sepi?rnrnMasih ada dua novelet lainnya yang menyentuh sendi sosial masyarakat. Anda akan miris; terharu; sebal; atau malah tertawa terbahak-bahak. Kumpulan novelet yang sayang dilewatkan.