Image of STASIUN

Text

STASIUN



Lelaki tua yg kumal bau & tulalit itu melakukan perjalanan pulang dgn kereta api. Pulang! Alangkah indah kata itu! Segala kerinduan akan masa lalu akan dapat terpenuhi.Masa-masa kecil yg bahagia seakan dapat diraih kembali dalam pelukan. Dapatkah lelaki tua itu sampai ke rumahnya? Tidak! Ia sudah mencoba ratusan kali tetapi tak pernah berhasil. Ia bahkan melihat mayat sendiri di rumah & para tetangga meyakinkan bahwa itu memang mayatnya. Kembali ke stasiun ia akhir terpaksa mengangkat kopor & berjalan tanpa kata.Perjalanan ulang alik yg sia-sia itu ia komentari sendiri sebagai sebuah puisi. Sebuah puisi yg berkisah tentang perjalanan kembali ke akar yg selalu gagal pencarian diri yg selalu luput. Tetapi ia terus mencoba & mencoba sampai akhir hayatnya. Lingkar alur pencarian diri akan terus berputar sampai maut menjemputnya. * Keluputan pencarian diri dituang dalam struktur yg juga luput ditangkap. Setiap usaha utk menyusun kata-kata menjadi satu mosaik buyar. Wacana tak dapat dipercaya krn memelesetkan pembaca terus-menerus. Namun justru itulah sarana yg tepat bagi makna yg hendak disampaikan oleh novel ini!- Prof. Dr. Prihatmi - Putu Wijaya tak pernah buang tempo. Dia menulis cerpen terus novel terus skenario terus menyutradarai terus. Sejak dulu tokoh-tokoh cerpen & novel unik terus karakterisasi & plot mengejutkan terus.- Taufiq Ismail - Stasiun.


Ketersediaan

4039/02813.08 WIJ s c3My Library (RAK UMUM)Tersedia
5385/02813.08 WIJ s c2My Library (RAK UMUM)Tersedia
5378/02813.08 WIJ s c1My Library (RAK UMUM)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
813.08 WIJ s
Penerbit Pustaka Jaya : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
104 hlm.; 15 x 21 cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
810
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
I
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this