Seorang sahabat lama dalam waktu 1 bulan terakhir ini tiba-tiba mengisi hidupku. Seorang yang sudah 15 tahun tak pernah kutahu bagaimana kehidupannya. Seorang perempuan yang mestinya lebih dari sekedar sahabat; ketika dulu semasa sekolah; ia-lah perempuan pertama yang kupeluk tubuhnya; kucium bibirnyarnNamun kini; kami terpisah cukup jauh : Surabaya dan Sydney. Dan kamipun terjarakkan berdasarkan status : aku bujangan dan ia kini; telah menikah.rnrnDan tiba-tiba pula; aku mendaulat diri sebagai seorang Saman; salah seorang tokoh dari novel berjudul sama karya Ayu Utami yang pertama kali kubaca tahun 1998. Entah mengapa. Mungkin karena ada beberapa kemiripan alur cerita dan setting yang memaksa aku bersikap demikian.rnrnPerbedaan geografis memaksa kami tetap berhubungan via email; chat atau sekedar sms. Bukankah demikian pula yang terjadi antara Saman; yang tinggal di pengasingan di New York dan kekasih gelapnya; Yasmin yang telah berkeluarga di Jakarta?rnrnDari situlah pengembaraan imajinasi bermulai; hingga aku harus repot-repot mencari kesamaan antara diriku dengan tokoh Saman.