Detail Cantuman
Advanced SearchText
SENYUM UNTUK CALON PENULIS
"Judul buku ini sangat menarik dan sangat spesifik dalam menentukan siapa kira-kira target pembaca buku ini. Dari judulnya yang spesifik pembaca akan segera mengetahui apa kira-kira yang terdapat dalam isi buku ini dan berharap bahwa buku ini akan menjawab berbagai pertanyaan yang selalu muncul dalam benak seseorang ketika ia akan menulis.rnrnDalam benak seorang yang ingin menulis biasanya akan selalu timbul pertanyaan-pertanyaan seperti : Mengapa harus menulis ? apa yang harus ditulis?; untuk siapa; dimana; dan bagaimana menulis dengan baik?. Buku kumpulan tulisan dari penulis sekaligus penyair senior Eka Budianta ini mencoba untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan diatas. Buku ini memang bukan buku panduan praktis bagaimana menulis dengan benar. Lebih dari itu! Buku ini mencoba mengajak ; memotivasi dan menginspirasi siapa saja yang ingin agar tulisan-tulisannya lebih menyala seperti bermacam-macam lampu; dapat mengeluarkan berbagai aroma dan bau; menyalurkan bermacam perasaan takut; memberi semangat; mengejutkan bahkan membuat muntah pembaca.rnrnBuku yang terdiri dari 25 tulisan ini dirangkai dari berbagai tulisan Eka Budianta dalam setiap makalah yang disajikannya diberbagai seminar dan diskusi dalam kurun waktu 4 tahun (1999-2002). Berbagai macam tema seputar dunia tulis menulis; buku; lingkungan hidup; sastra dan lain-lain mewarnai tulisan-tulisannya dalam buku ini. Dalam salah satu tulisan yang judulnya diangkat menjadi judul buku ini :Senyum untuk Calon Penulis. Eka menyampaikan beberapa pokok masalah dalam menulis.rnrnPokok pertama adalah : Selalu Ingat : Mengapa Anda menulis? Di sini Eka menegaskan niat dalam hati dalam menentukan tujuan menulis adalah hal yang paling penting dalam karya sastra. Bukan teknik; keindahan bahasa; plot; tetapi intinya. Isi cerpen; isi novel; isi puisi; itulah yang bicara (hal 195).rnrnKedua : Pentingkah: Kapan Anda Menulis? Bagi Eka kapan menulis bukanlah masalah; yang lebih penting adalah melihat isi atau pesan setiap pengarang. Bagi penulis-penulis besar pesan-pesan yang diampaikan biasanya akan abadi. Drama-drama Shakespeare tetap abadi hingga kini Walmiki dengan Epos Ramayana telah menulisnya 2500 tahun lalu di India. Dari segi usia kapan mulai menulis pun tak jadi persoalan asal tulisannya mengandung nilai-nilai abadi maka tulisannya akan bertahan lama. Kartini; Chiril Anwar; Moh. Hatta menulis di usia yang sangat muda namun apa yang ditulisnya tetap dibaca orang hingga kini.rnrnKetiga: Jiwa Merdeka dan Gembira. Modal utama seorang pengarang adalah jiwa yang merdeka. Dengan bebas berpikir dan berimajinasi; setiap penulis dapat melahirkan karya-karyanya. Namun Eka mengingatkan bahwa semakin besar kemerdekaan seorang penulis maka semakin besar juga tanggung jawabnya dan semakin perlu hati-hati.rnrnKeempat : Bagaimana Menulis dan Apa isinya. Di sini Eka menceritakan pengalamannya menjadi asisten HB Jasin dalam menyeleksi karya-karya sastra. Walau suatu karya dinilai bagus oleh HB Jasin namun tak berarti karya tersebut bisa dipublikasikan; menurut Jassin seorang penulis membawa tugas sebagai guru"" bagi pembacanya"
Ketersediaan
| 352/05 | 814 BUD s | My Library (RAK UMUM) | Tersedia |
| 353/02 | 814 BUD s | My Library (RAK UMUM) | Tersedia |
Informasi Detil
| Judul Seri |
-
|
|---|---|
| No. Panggil |
814 BUD s
|
| Penerbit | PUSTAKA ALVABET : Jakarta., 2005 |
| Deskripsi Fisik |
274 hlm.; 14 x 20.5 cm.
|
| Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
| ISBN/ISSN |
979306417X
|
| Klasifikasi |
810
|
| Tipe Isi |
-
|
| Tipe Media |
-
|
|---|---|
| Tipe Pembawa |
-
|
| Edisi |
I
|
| Subyek | |
| Info Detil Spesifik |
-
|
| Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain






