Ibu Teresa dari Kalkuta sebenarnya tidak mau dibicarakan; apalagi ditokohkan. Dia lebih ingin agar orang berbicara tentang Tuhan. Dengan jujur dia mengakui bahwa dirinya tidak berarti apa-apa; bukan siapa-siapa. Apa pun yang dilakukannya semata-mata untuk Yesus; bersama Yesus; dalam Yesus; dan dari Yesus. Namun; bagaimanapun juga ia telah menjadi dian yang menyala di tengah kegelapan. Jejak langkahnya selalu menarik untuk diteladani dan dikagumi. Tidak heran kalau Sekjen PBB Xavier Perez deCuellar; di hadapan sidang umum PBB 26 Oktober 1985 menyebut Ibu Teresa sebagai The most powerful woman in the world.rnrnT. Krispurwana Cahyadi; SJ coba menggali dan mengenali jejak karya kasih Allah yang memancar kuat dalam pribadi Ibu Teresa. Ia menyimpulkan bahwa jalan hidup Ibu Teresa sesungguhnya memiliki tiga dimensi; yaitu jalan kesucian; jalan kemiskinan; dan jalan pelayanan. Ketiganya menyatu dan saling menyempurnakan.rnrnJalan Pelayanan Ibu Teresa merupakan salah satu dari tiga goresan jalan hidup Ibu Teresa. Pengalaman rohani dikasihi Allah mendorongnya untuk bertindak dan melayani sesama manusia; terutama mereka yang termiskin dari yang miskin. Jalan pelayanan yang ditawarkannya tiada lain adalah jalan pemberian diri dan hidup secara total bagi Allah dan sesama.rn1. Menemukan Jalan Pelayananrn2. Melayani Yesusrn3. Melayani adalah Memberikan Dirirn4. Melayani adalah Memberikan Kehidupanrn5. Misionaris Cinta Kasih dan Para Kerabat Kerjarn6. Rumah-rumah Pelayananrn7. Jalan Pelayanan: Kasihrnrnrnrn4. Melayani adalah Memberikan Kehidupanrn5. Misionaris Cinta Kasih dan Para Kerabat Kerjarn6. Rumah0rumah Pelayananrn7. Jalan Pelayanan: Kasih