Image of IPDN UNDERCOVER: SEBUAH KESAKSIAN

Text

IPDN UNDERCOVER: SEBUAH KESAKSIAN



Nama Inu Kencana Syafiie mendadak melejit setelah terjadi kasus tindak kekerasan yang menyebabkan kematian praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) asal Manado; Cliff Muntu. Sederet tindak kekerasan yang terjadi di kampus IPDN sontak diungkapkan oleh Lektor IPDN ini. Pengungkapan aib IPDN ini tak urung membuat Inu menjadi sorotan. Banyak pihak yang mempertanyakan keberaniannya tersebut. Inu bahkan dituding hanya mencari popularitas belaka. Inu membantah tudingan tersebut.rnrn“Motivasi saya melakukan semua itu berangkat dari hati nurani. Hanya karena ridla Allah. Sangat jauh melampaui self actualization;” kata Inu. Dan melalui buku berjudul IPDN Undercover: Sebuah Kesaksian Bernurani terbitan Progressio Syaamil Group Bandung; Inu mencoba mencurahkan isi hatinya. Buku yang diluncurkan di Bandung; Jumat (27/4) ini; merupakan otobiografi yang ditulis sendiri oleh Inu. Tulisan dalam buku ini telah ditulisnya sejak tahun 2003 hingga 2007; diawali ketika terjadi kasus kematian praja—kala itu masih bernama STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri)—Wahyu Hidayat; di tahun 2003. Kemudian terulangnya kembali kasus kekerasan yang berujung kematian praja IPDN; Cliff Muntu; memicu hasrat lelaki kelahiran Payakumbuh; Sumatera Barat; tahun 1952 ini untuk menerbitkan otobiografinya.rnrnBuku ini diawali dengan kisah Inu ketika berupaya membongkar kasus kematian Wahyu Hidayat. Kala itu di bulan Agustus 2006 IPDN akan mewisuda praja yang telah lulus. alangkah terkejutnya Inu ketika membaca daftar nama wisudawan karena tercantum nama-nama praja yang telah melakukan tindak kekerasan terhadap Wahyu Hidayat.rnrnMalam sebelum wisuda; Inu memberanikan diri menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui juru bicara Kepresidenan; Andi Mallarangeng. “Saya minta izin untuk membeberkan fakta tentang calon wisudawan yang seharusnya ada di balik terali besi untuk mempertanggungjawabkan kasus pembunuhan;” kata Inu. Melalui Andi pula Presiden kemudian memberikan izin. Lantas Inu pun membeberkan fakta kepada wartawan dan keesokan harinya di berbagai media massa terbit berita yang berjudul “Presiden Melantik Narapidana”.rnPengungkapan itu bukannya tanpa risiko. Inu sempat disidang dalam rapat senat yang dihadiri Menteri Dalam Negeri M Ma’ruf. Dalam sidang ini; Inu dianggap telah menjelek-jelekan almamater. Tetapi setelah dicek di PN Sumedang; PT Jabar hingga MA; apa yang diungkapkan oleh Inu itu benar. Akhirnya; 10 praja pelaku pembunuhan terhadap Wahyu Hidayat itu diputuskan langsung dicoret dari daftar nama wisudawan. Keputusan itu kembali memicu protes. Inu mengatakan ada pihak yang marah karena Inu dianggap tidak kasihan kepada orangtua dan praja yang siap diwisuda. Namun Inu sendiri tetap bersikukuh bahwa sikapnya itu benar. “Kenapa harus melindungi narapidana?” ujar Inu.rnSementara ketika jenazah Wahyu Hidayat dibawa keluar gerbang STPDN; justru tak ada kesedihan. Banyak orang yang malah tertawa. Inu bertanya-tanya di mana letak keadilan; jika kasus Wahyu Hidayat dilupakan dan para pembunuhnya dibiarkan bertindak seenaknya.rnHal yang sama dilakukan Inu ketika mencuat kasus kematian praja Cliff Muntu pada 2 April 2007. Kepedulian Inu terusik ketika pihak IPDN mengatakan kematian Cliff Muntu karena penyakit lever. Kebohongan yang dibongkar oleh Inu ini lagi-lagi membawa konsekuensi baginya. Inu bahkan sempat dinonaktifkan sebagai Lektor IPDN. Seiring dengan terungkapnya kebenaran; langkah Inu pun justru mendapat dukungan dari banyak pihak. Semua itu dibeberkan oleh Inu dalam salah satu bab yang diberi judul Puncak Sebuah Perjuangan. Buku setebal 282 halaman ini tak hanya menceritakan tentang kehidupan Inu mulai dari masa kanak-kanak; dewasa; hingga memiliki anak.rnrnDosen Bintang PornornAda satu hal menarik yang coba dipaparkan oleh Inu dalam buku ini. Di bab yang diberi judul Membongkar Kasus STPDN; Inu mengungkapkan kasus pembunuhan; kasus narkoba; bahkan kasus seks bebas yang terjadi di kampus pencetak abdi rakyat tersebut.rnTak jarang kasus dekadensi moral itu melibatkan praja yang notabene adalah anak pejabat dan pejabat di lingkungan STPDN sendiri. Dalam kasus narkoba; misalnya; ada praja yang merupakan anak pejabat penting yang ditangkap setelah ketahuan sebagai pengedar. Kemudian dalam kasus seks bebas; Inu mengungkapkan sejumlah kasus. Ada warga yang melaporkan istrinya berselingkuh dengan penghuni STPDN. “Bahkan ada praja yang membawa kabur istri orang lain ketika melakukan bakti karya praja di Pandeglang;” tutur Inu. Tak sampai disitu saja; pesta seks dilakukan juga dengan mengundang wanita tuna susila (WTS).rnrnAda pula kasus yang cukup mengejutkan; yaitu keterlibatan seorang dosen perempuan di STPDN sebagai bintang VCD porno. VCD porno itu sempat beredar di STPDN. Ironisnya; sambung Inu; dosen pemeran VCD porno itu memiliki kedudukan penting kala itu; yaitu menjadi anggota komisi disiplin di STPDN.rnrnDi luar kampus; kasus perzinahan antarpraja terjadi di salah satu hotel di Jakarta dan ketika praja sedang menjalankan kegiatan semacam KKN di Ciamis. Kasus seks menyimpang ini sempat menimbulkan korban jiwa di tahun 2000. Ketika itu praja wanita bernama Utari meninggal dunia karena aborsi. Yang menyedihkan; jasad Utari dibiarkan begitu saja tergeletak di sebuah masjid di kawasan Kota Cimahi. Jadi; lanjut Inu; tidak ada lagi moral di sekolah ini. Hingga di titik klimaks kesabaran; Inu mengucap sumpah; “Hancurkanlah sekolah ini; ya Allah dan ganti dengan yang lebih baik.”rnrnApa yang diungkapkan Inu dalam bukunya memang hanya sedikit dari banyak fenomena yang ada di IPDN. Dengan bahasa yang lugas; sederhana; serta gampang dicerna; pembaca tak perlu sampai mengernyitkan dahi untuk tahu maksud dan tujuan dari seorang bernama Inu Kencana Syafiie. Tim editor bahkan hanya butuk waktu dua hari untuk menyelesaikan buku ini. “Pak Inu tergolong penulis yang luar biasa. Berani; lugas; ceplas-ceplos; dan penuh humor;” puji Tasaro; sang editor. Buku yang dicetak 10.000 eksemplar ini setidaknya mampu membuka wacana lebih jauh tentang IPDN.


Ketersediaan

998/07920 SYA iMy Library (RAK UMUM)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
920 SYA i
Penerbit PROGRESSIO : BANDUNG.,
Deskripsi Fisik
xxiv + 282 hlm.; il.; 14 x 21 cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
9797931315
Klasifikasi
920
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
I
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this