Image of SAGA NO GABAI BACHAN: NENEK HEBAT DARI SAGA

Text

SAGA NO GABAI BACHAN: NENEK HEBAT DARI SAGA



"“Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri; oleh hati kita.”rnrnDemikianlah kira-kira inti dari buku ini. Buku kecil yang bersahaja ini merupakan kisah nyata dari penggalan kehidupan penulisnya; Akihiro Tokunaga atau kini dikenal dengan nama Yosichi Shimada (61 thn) selama ia tinggal bersama neneknya di kota kecil Saga setelah Hiroshima dijatuhi bom atom oleh sekutu.rnrnPaska pemboman Hiroshima dan Nagasaki perekonomian Jepang hancur ; sehingga dampaknya secara langsung juga dirasakan oleh sebagian besar rakyatnya. Hal ini juga dirasakan oleh keluarga Tokunaga; apalagi tak lama setelah Tokunaga lahir ayahnya yang merupakan tulang punggung keluarga meninggal dunia akibat terpapar radiasi bom atom. Karena merasa tak sanggup untuk membesarkan dan menyekolahkan anaknya di Hiroshima maka oleh ibunya Tokunaga dititipkan pada neneknya di kota Saga.rnrnBerbeda dengan Hiroshima yang merupakan sebuah kota besar di Jepang; Saga adalah sebuah kota kecil yang jauh dari keramaian. Kehidupan Tokunaga di Hiroshima memang sulit; kepindahannya ke Saga tidak membuat hidupnya menjadi nyaman; bersama neneknya ia malah harus hidup lebih miskin lagi dibanding ketika ia bersama ibunya di Hiroshima. Secara materi memang Tokunaga menjadi semakin miskin namun sikap hidup; pandangan; dan perilaku neneknya yang bersahaja ternyata membuat hidupnya menjadi kaya akan berbagai pengalaman hidup yang kelak akan membuatnya kaya dan bahagia secara batiniah.rnrnKehidupan Tokunaga bersama neneknya memang sangat-sangat sederhana bahkan bisa dikatakan sangat miskin. Neneknya hanyalah seorang petugas kebersihan di sebuah universitas di Saga. Jadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya nenek Osana hanya mengandalkan gajinya yang kecil dan uang bulanan kiriman anaknya yang pas-pasan.rnrnNamun walau hidup miskin bukan berarti Nenek Osana menyerah pada keadaan dan menjadi nenek yang murung. Bersama Tokunaga ia menjalani hidupnya secara optimis; wajahnya selalu berseri karena bagi dia kebahagiaan bukan ditentukan oleh uang; melainkan dari hati. Nenek Osana menerima kenyataan hidup bahwa ia hidup dalam kemiskininan; tapi ia tak mau bersedih dengan keadaannya. Dalam sebuah kesempatan Nenek Osano mengatakan pada Tokunaga bahwa ada dua jenis orang miskin yaitu miskin muram dan miskin ceria.rnrn“Ada dua jalan buat orang miskin. Miskin muram dan miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria. Selain itu karena bukan baru-baru ini saja menjadi miskin; kita tidak perlu cemas. Tetaplah percaya diri. Keluarga kita memang turun-temurun miskin.”rnrnDemikianlah kehidupan Nenek Osano; walau hidup miskin tapi dia tidak pernah membiarkan dirinya dikalahkan keadaan melainkan selalu tampak bahagiarnrnUntuk menyiasati hidupnya yang serba kekurangan Nenek Osano memanfaatkan semua yang ada di sekitarnya. Ketika berangkat kerja Nenek Osano tanpa malu sengaja mengikatkan sebuah tali di pinggangnya dimana di ujungnya terdapat sebuah magnet yang menyapu tiap jalan yang dilaluinya. Dengan cara itu ia mendapat paku atau sampah logam yang berserakan di jalan untuk dikumpulkan dan dijual kembali. Ketika Tokunaga menanyakan hal ini pada neneknya; Neneknya menjawab dengan lugas.rnrn“Sungguh sayang kalau kita sekedar berjalan. Padahal kalau kita berjalan sambil menarik magnet; lihat; begini menguntungkannya; kalau kita jual; sampah logam lumayan tinggi harganya. Benda yang jatuh pun kalau kita sia-siakan; bisa dapat tulah.” (hal 42)rnrnSedangkan untuk memenuhi kebutuhan makanan tiap harinya nenek memanfaatkan sungai yang mengalir di depan rumahnya. Setiap hari ia mengumpulkan ranting2 yang terseret arus sungai; ranting-ranting itu kemudian dijemur dan dijadikan kayu bakar. Selain itu sungai itu pula selalu membawa sayur-sayuran dan buah-buahan yang dibuang penjualnya karena tidak laku. Sayur-sayuran dan buah-buahan itu diambil oleh Nenek Osana; dicuci dan dimasak. Dengan begitu sebagaian besar makanan yang ada di rumah Nenek merupakan hasil perolehan dari sungai. Dengan bercanda Nenek Osana menyebut sungai tersebut sebagai supermarket dengan pelayanan ekstra karena langsung diantar ke rumahnya tanpa biaya. JrnrnJenis sayur dan buah-buahan yg mengalir di sungai tak selalu sama; karenanya alih-alih melihat buku resep untuk mencari ide lauk santapan; Nenek akan menengok ke sungai dan berkata “Hari ini lauknya apa ya?”. Kemudian barulah ia menentukan menu. Namun demikian kadang sungai itu tak mengalirkan apapun selain ranting-ranting; jika demikian Nenek Osana tetap optimis dan mengatakan bahwa “Hari ini supermarket libur”.rnrnBagi Nenek Osana kehidupan yang dialaminya adalah anugerah yang harus dijalaninya dan tanpa ragu ia berkata bahwa “Hidup itu selalu menarik. Daripada hanya pasrah; selalu coba cari jalan”rnrnWalau hidup miskin Nenek Osana juga selalu berusaha berbuat kebaikan tanpa harus digembar-gemborkan atau diketahui oleh si penerima kebaikan karena baginya “ Kebaikan sejati dan tulus adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima kebaikan.rnrnHal-hal seperti inilah yang dilihat dan dialami oleh Tokunaga selama ia tinggal bersama neneknya. Bagi Tokunaga ini adalah kesempatan berharga dimana dia bisa memiliki pengalaman yang luar biasa untuk menjalani hari-hari bersama neneknya yang sangat menyenangkan walau kemiskinan membelit hidup mereka.rnrnPengalaman hidup Tokunaga bersama nenek Osana ini juga membuat dirinya tergerak untuk menuliskannya dalam sebuah buku agar semua orang tahu tentang cara hidup dan pangangan hidup neneknya. Dalam bukunya ini Tokunaga menulis kisah kehidupan yang dialaminya selama ia tinggal bersama neneknya semenjak SD hingga SMA. Ada 17 kisah menarik dan inspiratif dalam buku ini mulai dari kisah perjalanan pertamanya ke Saga hingga akhirnya ia lulus SMA dan harus memilih antara tinggal bersama neneknya di Saga atau mengejar mimpi-mimpinya di Hiroshima.rnrnSebagai bonus di lembar-lembar terakhir; buku ini juga menyertakan kutipan-kutipan Nenek Osana yang berasal dari isi buku ini. Halaman ini oleh penerbit diberi judul Tips Hidup yang Menyenangkan dari Nenek yang membesarkan Yosichi Shimada : Nenek Osano!""rnrnSama seperti kesederhanaan nenek Osana "


Ketersediaan

388/11823.308 YOS sMy Library (U 26 e)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
823.308 YOS s
Penerbit KANSHA BOOKS : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
345 hlm.; 13 x 18 cm.
Bahasa
ISBN/ISSN
9786029719628
Klasifikasi
820
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
I
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this